Minggu, 26 Februari 2012

"Secarik Do'a"

Aku memang merasakan cinta yang terlukis kuas nirwana. Dengan warna yang merekah, hiasan nan megah hingga memanjakan tiap pasang mata yang melihat. Tetapi, semuanya berjalan dengan arah yang congkak,
tak pasti dan terapung. Sedikitpun tak bisa berjalan diatas harapan yang pernah terucap.
Keseriusan untuk menjalin kedamaian kini mengambang bersama luapan kepiluan kisah ini.
Saat ini aku bertahan dalam perasaan gelisah, sayang, kangen, marah, takut, yang melebur bersama puing-puing
Keindahan yang tersusun dalam jiwa.

"Tuhan, apa yang hendak Engkau isyaratkan?".
"Sampai kapan Engkau akan memberikan kekuatan untuk aku bertahan?".

Bukannya aku berkeluh dan putus asa, bukannya aku menghindar dari tiap titik takdir yang harus menumpa aku.
Sungguh semua ini diluar batas kemampuan aku.
Aku hanya menharap petunjuk yang baik, sekalipun itu menyakitkan.
Karena aku percaya, hanya Engkau yang mempunyai kehendak untuk menentukan arah
Yang harys ditempuh oleh masing-masing insan.

Sampai kapanpun aku akan ikhlas menunggu jawaban dari kegundahan itu. Walau jawaban itu diilhamkan pada orang yang membenci aku, dengan tulus dan lapang dada aku akan menerimanya.
Dan sekalipun jwaban itu tertambat ditangan Izrail dengan tersenyum akan aku tinggalkan dunia ini.